Skip to main content

Dulu Jokowi Sebut Dananya Ada, Kini Menteri Sosial Mengeluh Tak Ada Dana


"Jualan politik" Jokowi ketika kampanye Pilpres 2014 selalu menyebutkan bahwa, "Dananya ada, tinggal kita mau kerja atau tidak." Perkataan tersebut disaksikan hampir seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, pria asal Solo menyatakannya pada acara live debat Pilpres 2014. Tapi ternyata itu hanya masa lalu, karena kini, ada menteri di kebinet kerja yang keluhkan masalah dana. Mengapa bisa?

Laman Viva mengabarkan (31/1), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan sulitnya validasi data penerima Program Manfaat Perlindungan Sosial dalam 100 hari masa kerjanya di Kementerian Sosial, Jumat 30 Januari 2015.

Tidak adanya dana dari APBN membuat ia harus mencari solusi lain untuk pemutakhiran data penerima program kartu perlindungan sosial, seperti Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), maupun Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Ia mengatakan sampai saat ini masih banyak ditemukannya inclusion of error dan exclusion of error penerima manfaat program perlindungan sosial.

"Mestinya dapat, malah tidak dapat. Mestinya tidak dapat, malah dapat. Ya kita juga bingung, APBN nggak ada, susah kalau ikhlas-ikhlasan begini. Mau divalidasi, tapi kalau nggak ada datanya, apanya yang divalidasi," ujarnya.

Dia menjelaskan sampai dengan Januari 2015 tidak ada perkembangan signifikan terkait pencocokan data. Sampai saat ini, dari 599 Dinas Sosial (Dinsos) kabupaten/kota, baru 68 Dinsos yang mengirimkan data mutakhir sesuai permintaan Kemensos.

Khofifah berharap program pengentasan kemiskinan bisa diduukung APBN, termasuk validasi data. Sehingga, akhir 2015 nanti, ada data valid yang bisa terjaga.

"Kita ajukan sekitar Rp60 miliar untuk validasi data ini, tapi untuk plotingan budget-nya dari BPS (Badan Pusat Statistik), ya semoga lancar dan sukseslah 2015 ini", tutur Khofifah. [sal]

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi