Publik banyak bertanya, mengapa dan alasan apa jenderal sutarman diberhentikan oleh jokowi sebelum masa pensiun nya pada bulan oktober 2015
sebuah tradisi yang lazim di tubuh kepolisian adalah pergantian jabatan kapolri berdasarkan masa akhir pengabdian sang pejabat kapolri yang mendekati masa pensiun
semua, kecuali tentu diluar kisah tentang kapolri bimantoro yang diberhentikan presiden gus dur, tetapi akhirnya dipulihkan posisi nya oleh presiden megawati | #sejarah
hampir semua berhenti dengan embel embel sudah memasuki masa pensiun alias habis masanya
teringat kebiasaan dulu | penggantian kapolri oleh presiden | didahului oleh permintaan presiden kepada wanjati atau dewan jabatan tinggi polri untuk mengajukan nama terbaiknya sesuai masa angkatan yang ada (kaderisasi)
saya tertarik pada surat yang dikirimkan oleh jokowi kepada DPR dengan hanya menuliskan memberhentikan dengan hormat jenderal sutarman dari jabatannya sebagai kepala kepolisian RI
dulu, standar format penulisan presiden kepada DPR biasa nya adalah dengan perkataan menimbang pejabat kapolri yang akan memasuki masa pensiun, maka di ajukan lah beberapa nama calon pengganti
notulensi yang berbeda tentu nengandung arti yang berbeda pulak
ditambah sesitifitas sebagai seorang kepala atau komandan seperti jenderal sutarman
kata diberhentikan itu berarti bisa mengandung banyak pesan bercabang
seorang jenderal yang membangun kariernya dari sejak awal dan ketika dia berada diatas, di berhentikan oleh atasannya yaitu presiden
jadi ingat sebuah statement mantan kapolri yang juga mantan kepala BIN, "sebagai kapolri, pantang untuk berhenti sebelum diberhentikan oleh masa pengabdian habis (pensiun), karena ini soal #kehormatan, berhenti karena memasuki masa pensiun bukan diberhentikan sebelum masanya habis, pantang karena itu sebuah hal memalukan"
lembaga seperti polri dan TNI mengenal artinya kebanggaan akan kehormatan kepangkatan dan menganggap sebuah keputusan diberhentikan adalah hal yang memalukan karena bisa dianggap ketidakmampuan ataupun kegagalan
lalu pertanyaannya apakah jokowi mengerti tentang #kehormatan dan #kebanggaan seorang pimpinan angkatan (kepolisian)
kalau dia mengerti, tentu dia akan berpikir matang bukan hanya semudah menulis di selembar kertas lalu berkata kamu saya berhentikan
disana (kepolisian) ada mekanisme nya | ada aturan jelasnya seperti membaca rekomendasi wanjati dan bukan hanya kompolnas semata
lagipula itu wilayah mereka (kepolisian), mereka sendirilah yang paham situasi rumah dan lingkungan mereka sendiri
jokowi seolah berlaku sebagai pemilik yang tak mau tahu dan akhirnya membuat situasi menjadi berantakan
saya sendiri tertarik dan mencari tahu alasan jokowi dengan tiba tiba memberhentikan jenderal sutarman dari posisinya sebelum masa pensiun sutarman tiba
alasan yang saya dapat dari lingkungan terbatas trunojoyo satu (sutanto conection).
sutarman itu adalah pengganti abadi seorang timur pradopo
dimana pun timur selesai menjabat, pasti penggantinya adalah sutarman
kedekatan dan hubungan yang sangat sinergis, itu kalau kata orang dalam ditubuh kepolisian
timur prodopo yang memang dekat dengan kalangan ulama dan organisasi Islam seperti dengan FPI (ketika menjabat polres jakarta barat); menampung ide untuk adanya aturan jilbab untuk polwan
dimasa timur pradopo jadi kapolri, keinginan dibolehkannya para polwan untuk berjilbab menjadi harapan
walau tanpa perkap, dijaman timur pradopo penggunaan jilbab masih dibolehkan walau bersifat mengambang
kebijakan mengambang timur pun di teruskan di era sutarman
polwan masih ada yang dibolehkan mengenakan jilbab
Sejak 16 Muharrom 1435 (20 November 2013), Kapolri Sutarman mengizinkan tanpa menanti Perkap lagi, yang ditegaskannya di Gedung Rupatama Markas Besar (Mabes) Polri. Sutarman pun mendapat banyak pujian dari keberanian dan ketegasannya itu, termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pernyataannya itu bagai hadiah tahun baru hijrah.
(http://www.riaupos.co/3211-opini-merentang-tentang-jilbab-merefleksi-hari-jadi-polwan.html#.VMAmEOHVo98)
kebijakan sutarman masih dianggap kebijakan pro islamis bagi kubu gorries mere yang anti penggunaan simbol islamis di kepolisian maklum mantan bidan lahirnya densus 88
orang dan penerusnya gorries mere ada tiga yaitu badrodin haiti (wakapolri dan mantan kapolda sulteng), anang iskandar (kepala BNN) dan terakhir tito karnavian (mantan kapolda papua)
Dan inilah alasan sutarman harus diberhentikan tiba tiba
(Sutarman Janjikan Pengesahan Jilbab Polwan pada 2015 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/09/nhw50j-sutarman-janjikan-pengesahan-jilbab-polwan-pada-2015)
sutarman sudah siapkan perkap (peraturan kapolri) untuk jilbab bagi polwan
rencana ini bagi kubu gorries mere ibarat menampar muka polri yang biasa bergerak anti terorisme
polri dihadapkan pada hal yang dibencinya sendiri yaitu simbol Islamis
maka diperlukan langkah penting dan mendadak
Sutarman harus diberhentikan sebelum masanya berakhir, sebelum perkap itu dikeluarkan
#ironis
*by @bang_dw
*sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4993344688562&set=gm.706045636181372&type=1&theater