Skip to main content

KPK: Biar Publik yang Menilai Ocehan Menteri Tedjo!


Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi SP enggan mengomentari pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijanto.

"Biar publik yang menilai apakah pantas Menkopolhukam menyatakan seperti itu?" terang Johan saat dikonfirmasi, Sabtu (24/1).

Menteri Tedjo sebelumnya menilai jika KPK tak ikut membuat sejuk suasana polemik pasca Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri. Tedjo mengimbau supaya semua pihak untuk bisa menjernihkan suasana dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang provokatif. Tedjo menilai aksi masyarakat sipil di gedung KPK sebagai salah satu bentuk tindakan yang menyalahi aturan.

"Publik datang ke KPK karena dengar pak Bambang ditangkap. Kami tetap menjalankan tugas-tugas kami. Bukan karena ada yang jadi tersangka, kami mundur dan tidak bekerja, saya rasa tidak. Terus kerja sampai batas kami bisa bekerja," terang Johan.

Hubungan KPK dan Polri seperti memanas ketika komisi antirasuah menetapkan tersangka penerima gratifikasi dan hibah saat pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri pada selasa (13/1).

Sehari kemudian, beredar foto-foto mesra seorang pria mirip Abraham Samad, yang sedang bermesraan dengan seorang perempuan yang mirip Puteri Indonesia 2014. Hal itu tegas dibantah KPK dan meneruskan proses pemeriksaan atas Budi Gunawan dengan memanggil saksi dari kepolisian. Perseteruan memuncak dengan penangkapan serta penetapan tersangka Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri.

Dukungan publik pun mengalir ke lembaga superbody. Mereka mendesak agar tidak ada kriminalisasi terhadap KPK.

Tedjo menyesalkan adanya aksi yang bertujuan untuk menggerakan massa. Hal tersebut merupakan bentuk pernyataan sikap yang kekanak-kanakan.

"Jangan membakar massa, membakar rakyat kita ini, tidak boleh seperti itu, itu suatu sikap pernyataan yang kekanak-kanakan," kata Tedjo di Istana Negara.

Tedjo mengklaim, Presiden Joko Widodo justru berniat untuk menyelamatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian.

"Kami akan mencarikan jalan terbaik, karena Bapak Presiden menginginkan save KPK save Polri, dua-duanya tidak boleh kita anak emaskan salah satu, tapi dua-duanya kita selamatkan," ucap Tedjo. [ian/rmol]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,