Skip to main content

3 Orang Bernama Ahok Ini, Kompak Mendapatkan Musibah Dalam Hidupnya


Nama Ahok memang begitu populer. Tidak ada manusia yang tidak kenal dari Sabang sampai Merauke, sepertinya. Karena keterkenalan itulah banyak orang yang cepat merespon dengan apa yang terjadi kepada Ahok, walau kadang berbeda manusia.

Dalam kurun beberapa bulan belakangan ini, berdasarkan pantaun dari media online, sedikitnya ada 3 orang yang benama Ahok mendapat musibah dalam hidupnya. Walau berbeda ruang dan waktu, ketiga kejadian ini cukup menarik untuk di ketahui dan semoga bisa berikan pelajaran bagi kita semua.  

1. Ahok di Bangka Belitung 

Geledah Rumah Ahok, Polisi Temukan Satu Paket Sabu

Narkoba Polda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), kembali melakukan penggeledahan di kediaman Mv alias Ahok di cluster Cendana, Perumahan Graha Puri Selindung, Jumat (6/3) sore.

Setelah sempat mengamankan 300 gram sabu, polisi kembali mendapatkan 1 paket sabu ukuran sedang, sebuah timbangan dan beberapa buah pirek yang disembunyikan di bawah kulkas dalam kamar tidurnya, demikian Pojok.co mengabarkan.


2. Ahok di Medan

Diduga Depresi , Ahok Gantung Diri

Diduga depresi dengan masalah yang dihadapinya, Ahok alias Ali (55) warga Jalan AR Hakim, Lorong Dahlia, Kelurahan Tegal Sari Mandala I, Kecamatan Medan Area mengambil Jalan Pintas. Ia nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan seutas tali di teras rumahnya.

Informasi yang dihimpun, Senin (13/10/ 2014) menyebutkan, mayat toke daging babi ini pertama kali ditemukan oleh anaknya.

Begitu kejadian itu, keluarga sontak berteriak histeris dan mengundang perhatian warga. “Pas berteriak anaknya ketahuannya bang. Korban tewas dengan tali timba,” jelas seorang warga Mia (35).

Salah seorang kerabat korban membantah jika Ahok bunuh diri karena depresi dengan permasalahan keluarganya.

“Bukan depresi tapi sakit dia dan sudah lama,” kata kerabat korban yang enggan menyebutkan namanya, demikian laman Kabarmedan mengabarkan.

3. Ahok di Jakarta 

Ahok Positif Terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Laman Kompas mengabarkan (9/3), bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum terlihat berada di kantornya, Balai Kota, hingga pukul 08.52 ini. Berdasarkan kabar yang beredar, Basuki sedang sakit dan positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Akibatnya, Basuki membatalkan seluruh agendanya dan rapat pimpinan (rapim) rutin tiap hari Senin pun diambil alih oleh Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat yang baru tiba di Balai Kota sekitar pukul 08.35.

"Rapim untuk sementara ini dipimpin Pak Wagub," kata staf protokoler DKI Mansyur, di Balai Kota, Senin (9/3/2015).
***
Itulah beberapa nama Ahok yang mendapat musibah dalam hidupnya. Semoga tidak ada lagi orang yang bernama Ahok selanjutnya yang mendapatkan musibah. Kalau pun ada lagi, ya semoga bisa menjadi pelajaran - lagi - bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta.

[bangnaga] 

Comments

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi